Sejarah judi di Indonesia yang berlanjut sampai pemerintahan masa Ali Sadikin di Jakarta yang menjabat sebagai gubernur. Pada saat itu sebenarnya judi masih illegal sama seperti sekarang. Akan tetapi Ali Sadikin berani melegalkan judi dengan tujuan untuk pembangunan. Kemudian di dalam UU No. 11 tahun 1957 yang membolehkan pemda menarik pajak dari perizinan judi. Akan tetapi izin tersebut hanya diberikan untuk pengusaha China.
Mengapa demikian? Karena saat itu judi dianggap budaya yang berasal dari China. Sehingga Ali Sadikin sebagai gubernur Jakarta saat itu jai orang pertama yang berani ambil langkah ini. Ia berani memberi izin kepada Apyang dan Yo Putshong membuka rumah judi atau casino. Kemudian setelah itu baru masyarakat yang ingin bermain judi mulai terang-terangan tidak sembunyi-sembunyi lagi.
Memang ada baiknya mengenal sejarah dulu sebelum kalian mengaku sebagai pengemar judi online. Karena memanglah tidak ada judi secangih sekarang, tanpa adanya permulaan judi.
Kemudian, pada awal pemerintahan Ali Sadikin jumlah anggaran untuk pembangunan DKI bejumlah sekitar 66 juta. Begitu akhirnya beliau mengambil keputusan untuk melegalkan judi sebagai tambahan anggaran. Hingga pada saat itu jumlah anggaran meningkat lebih. Bahkan lebih dari 1000% yaitu mencapai hingga 89 miliar rupiah dalam kurun waktu 10 tahun. Kemudian uang tersebut yang dipakai membangun sekolah, membangun rumah sakit, kemudian untuk perbaikan jalan beserta infrastruktur lain. Dan sampai di akhir masa jabatannya, Ali Sadikin pemda Jakarta masih memiliki tabungan berjumlah 17 miliar rupiah.
Kembali lagi pada sejarahnya. Walau telah memberikan hal positif dalam pembangunan Jakarta. Namun hasil serupa tidak diterima lotre buntut lantaran pada di tahun 1965 saat itu Presiden Soekarno menekankan jika lotre masuk ke dalam jajaran atau kategori subversi yang dapat merusak moral bangsa. Namun keberhasilan dari perjudian untuk membangun infrastruktur yang ada di Jakarta ingin dicoba daerah lain. Sehingga tahun 1960 ada Lotre Totaliastor atau disingkat dengan Lotto. Kemudian pemda Surabaya mengeluarkan lotre dengan tujuan pemungutan dana untuk mengadakan PON VII di kota Surabaya.
Kemudian mulai saat itu mulai banyak lotre bermunculan yang begitu digemari kalangan masyarakat. Hingga kemudian di tahun 1974 yang mana saat itu lotre Toto KONI mulai dilarang pemerintah. Dan mulai saat itu pemerintah serius untuk menangani hal tersebut. Bahkan Mentri Sosial juga turut serta mencari cara supaya judi jadi sebuah permainan berbentuk undian tanpa adanya bumbu-bumbui unsur judi. Dan perlu waktu cukup lama hanya untuk merelasikannya. Yang mana memakan waktu 7 tahun. Karena pada saat itu Depsos ingin pembagian dari lotre jadi 50 persen yang diberikan untuk pemerintah. Dan untuk 30 persen lagi diarahkan buat penyelenggara. Sementara 20 persen lagi ditujukan untuk pemenang. Tetapi Soeharto yang saat itu memerintah tidak bisa merealisasikan hal itu, ia meminta untuk mempelajari fenomena tersebut lebih mendalam lagi.
Hingga sampai 28 Desember 1985 mulai beredar kupon berhadiah porkas sepak bola. Tujuan dari kupon tersebut tentu saja untuk menunjang pembinaan atau menggembangkan prestasi bidang olahraga. Dan kupon tersebut nyatanya bisa direalisasikan lantaran ada UU No. 22 tahun 1954 soal undian yang memiliki catatan tidak membuat dampak buruk sosial di kalangan masyarakat.
Kupon Porkas tersebut tentunya berbeda dengan game togel yang lain. misalnya seperti kupon porkas yang tidak berisi tebakan angka tetapi harus menebak pertandingan sepak bola entah itu seri, kalah atau menang. Kemudian kupon tersebut tersebar hingga ke tingkat kabupaten. Dan juga buat anak yang belum mencapai usia 17 tahun dilarang mengedarkan. Nah, dari sini terlihat jika kupon Porkas berbeda dengan Toto KONI yang tidak bebas diedarkan. Hal tersebut tentunya perlu diminimalisir terjadinya dampak buruk di kalangan masyarakat. Bahkan sampai dikeluarkan atau dibuatkan sebuah peraturan. Tujuannya agar terjamin keamanannya untuk masyarakat.
Judi online!
Lambat laun, tepatnya di tahun 1987 kupon Porkas seperti yang di atas diubah menjadi KSOB. KSOB sendiri merupakan Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah. Cara bermainnya juga diubah sedikit. Pada KSOB terbagi menjadi 2 kupon yaitu dengan cara bermain berbeda. Di kupon pertama bukan lagi menebak seri, menang atau kalau, tetapi skor pertandingan. Nah, untuk kupon kedua ada tebakan huruf dan tebakan bola. Tahukah kalian dalam kurun waktu satu tahun mampu mengumpulkan dana masyarakat mencapai 221,2 miliar.
Melihat fenomena tersebut Fraksi karya pembangunan dan fraksi persatuan pembangunan kemudian menentang kupon ini. Lantaran kupon ini diindikasi dapat menyebabkan dampak buruk apalagi untuk masyarakat pedesaan. Selain itu juga akan berpengaruh terhadap perekonomian daerah. Berikutnya di pertengahan tahun 1988 kembali Mensos mengumumkan jika KSOB dan TSSB berhasil mengumpulkan dana berjumlah atau senilai 962,4 miliar.
Nah, itulah serangkaian dari perjalanan judi di Indonesia sebelum munculnya judi online.